Semua ini bermula dari rumah keluarga DeFeo, Kamis 13 November 1974 pukul 3:15 dini hari.
Pagi itu Ronald DeFeo Jr, anak sulung keluarga DeFeo, secara brutal membunuh orang tuanya dan empat adiknya. Sehabis pembantaian itu, ia membersihkan diri, membuang pakaian yang bernoda darah dan senjatanya, dan pergi bekerja di toko kakeknya seperti biasa. Seharian ia membiarkan keenam mayat keluarganya itu tergeletak begitu saja.
Desa Amityville baru geger setelah malamnya Ronald berteriak-teriak di bar bahwa keluarganya mati dibantai. Bukti-bukti yang diperoleh para penyidik mengarahkan kasus ini ke satu-satunya anggota keluarga DeFeo yang selamat: Ronald.
Pada 19 November 1975 pengadilan memutuskan Ronald bersalah atas pembantaian itu. Ia dihukum penjara 25 tahun.
Menjadi rumah penuh hantu
Selang 2 bulan setelah vonis itu, keluarga George dan Katty Lutz serta ketiga anaknya pindah ke rumah tempat pembantaian keluarga DeFeo itu. Keluarga ini sebetulnya sudah diperingatkan bahwa rumah yang akan mereka beli itu adalah tempat pembantaian keluarga DeFeo. Tapi karena menyukainya dan harganya pun murah, mereka bersikeras untuk membeli rumah itu.
Sebagai keluarga Katolik, Lutz meminta seorang pastor -bernama Ray Pecoraro- untuk memberkati rumah barunya itu. Horor dimulai lagi di sini. Ketika melakukan ritual pemberkatan, pastor Ray terkejut: pipinya terasa ditampar tapi ia tidak melihat siapa pun di situ. Malah, menurut Greorge Lutz, pastor Ray mendengar hardikan yang menyuruhnya keluar.
Teror tidak berhenti di situ. Keluarga Lutz kerap kali mendengar suara-suara tanpa wujud di rumahnya. Bau-bau aneh berseliweran di seluruh penjuru rumahnya. Lalat-lalat beterbangan.
Dan rumah itu tak pernah terasa hangat. Rumah itu terasa sangat dingin; bahkan perapian di rumah pun tak mampu membuat ruangan hangat. Seluruh penghuni rumah banyak mengalami hal-hal aneh.
Missy, salah satu anak Lutz, mulai bercakap dengan teman khayalannya. Menurut Missy, teman khayalannya itu bernama Jody. Missy tidak tahu bahwa Jody adalah nama salah satu adik Ronald yang dibantainya.
Pengakuan George lebih mengerikan lagi. Ia mengaku, setiap pukul 3:15 dini hari selalu terbangun. Itu adalah waktu yang sama ketika Ronald mulai membantai keluarganya sendiri.
Menurut George, setiap kali ia terbangun pada jam itu, ia mendengar suara musik dan letusan senjata!
Suatu malam ia terbangun karena mendengar bunyi ranjang anak-anaknya yang melompat lompat di atas lantai. Ia tak bisa berbuat apa pun. Ia merasa ada kekuatan yang membuatnya hanya bisa terpaku di atas ranjang melihat kejadian itu. Keesokan harinya, George melihat istrinya, Kathy, melayang dan bergerak-gerak di atas tempat tidur.
Hanya 28 hari saja keluarga Lutz mampu bertahan di rumah itu. Mereka akhirnya pindah.
Pintu menjuju neraka
Cerita horor yang dialami keluarga Lutz diliput oleh media. Tayangan wawancara George Lutz ditonton oleh pasangan Ed dan Lorraine Warren.
Pasangan paranormal yang sangat terkenal di Amerika itu memutuskan untuk menyelidiki hal-hal gaib di rumah itu.
Menurut Loraine, rumah yang pernah ditempati keluarga Lutz itu adalah tempat yang paling mengerikan yang pernah ia datangi. Bahkan, menurut Lorraine, salah satu ruangan di bagian bawah tanah adalah pintu masuk menuju neraka.
Selama melakukan penyelidikan di rumah itu, tim Lorraine memotret sejumlah sudut rumah. Tak ada yang aneh di kebanyakan foto, terkecuali ada satu foto yang diambil di lantai 2 rumah itu, yang memperlihatkan seorang bocah lelaki muncul dengan mata menyala. Banyak orang meyakini itu adalah hantu si bungsu dari keluarga DeFeo, yang bernama John Mathew