Di sebuah negara yang sangat terpencil, dahulu kala hidup seorang raja yang hanya memiliki satu anak perempuan yang sangat cantik. Banyak sekali orang yang menginginkannya, dan di antaranya ada tiga bangsawan muda yang sangat disukai oleh Raja.
Namun, karena Raja menyukai ketiga bangsawan tersebut, ia tidak bisa memutuskan kepada siapa putrinya akan diberikan sebagai istri.
Oleh karena itu, suatu hari Raja memanggil ketiga bangsawan muda itu dan berkata, "Pergilah kalian semua dan jelajahi dunia. Siapa di antara kalian yang membawa pulang barang paling luar biasa, dia akan menjadi menantuku!"
Ketiga peminang putri raja tersebut segera memulai perjalanan mereka, masing-masing mengambil arah yang berlawanan dan mencari barang-barang yang luar biasa di negara-negara yang berbeda dan jauh.
Tidak lama kemudian, salah satu dari mereka menemukan sebuah karpet yang bisa membawa orang yang duduk di atasnya terbang dengan cepat.
Salah satu lagi menemukan sebuah teleskop, yang memungkinkannya melihat semua orang dan segala sesuatu di dunia, bahkan pasir yang berwarna-warni di dasar laut yang dalam.
Yang ketiga menemukan salep ajaib yang bisa menyembuhkan segala penyakit di dunia, bahkan menghidupkan orang mati kembali.
Ketika mencari barang-barang luar biasa itu, ketiga bangsawan muda itu berjauhan satu sama lain . Namun karena selalu dapat melihat di mana letak bangsawan lain dengan teleskopnya yang luar biasa, bangsawan yang menemukan teleskop dengan mudah melihat salah satu pesaingnya sedang membawa karpet di atas bahunya.
Kemudian dia berangkat untuk bergabung dengan bangsawan yang menemukan karpet. Ketika mereka bertemu, mereka duduk bersebelahan di atas karpet ajaib tersebut. Karpet itu membawanya terbang sampai mereka bertemu dengan pelamar ketiga.
Suatu hari, ketika mereka masing-masing sedang bercerita tentang hal-hal luar biasa yang mereka temukan dalam perjalanan, salah satu dari mereka tiba-tiba berseru, "Sekarang mari kita lihat apa yang sedang dilakukan sang putri cantik dan di mana dia berada."
Kemudian si bangsawan yang menemukan teleskop melihat melalui teleskopnya. Ia sangat terkejut dan sedih melihat bahwa putri raja sedang sangat sakit dan hampir mati. Dia memberitahu teman-temannya yang lain tentang berita buruk itu dan mereka juga sangat terkejut.
Si bangsawan yang menemukan salep ajaib berseru, "Aku yakin bisa menyembuhkannya, jika aku bisa sampai ke istana secepat mungkin!"
Mendengar ini, si bangsawan yang menemukan karpet ajaib berteriak, "Mari kita duduk di atas karpetku. Karpet ini akan membawa kita dengan cepat ke istana raja!"
Kemudian ketiga bangsawan dengan lembut duduk di atas karpet , yang segera terbang dan membawa mereka langsung ke istana raja.
Raja menerima mereka dengan segera. Namun dia berkata dengan sangat sedih, "Saya menyesal untuk kalian, karena semua perjalanan kalian telah sia-sia. Putri saya hampir mati, sehingga dia tidak dapat menikahi salah satu dari kalian!"
Bangsawan muda yang memiliki salep ajaib berkata dengan hormat, "Jangan khawatir, Tuanku, putri tidak akan mati!"
Dan setelah diperbolehkan masuk ke kamar tempat putri sakit. Ia membiarkan sang putri mencium aroma itu. Dalam beberapa saat, sang putri sadar kembali. Ketika para pembantu perempuannya mengoleskan sedikit salep pada kulitnya, sang putri pulih begitu cepat.
Raja begitu senang karena putrinya telah diselamatkan dari kematian. Ia menyatakan bahwa putrinya akan menikah dengan bangsawan muda yang memiliki salep ajaib yang menyembuhkannya.
Namun, sekarang muncul perselisihan besar antara ketiga bangsawan muda. Bangsawan yang memiliki salep mengklaim bahwa jika ia tidak menemukannya, sang putri pasti akan mati dan tidak bisa menikah dengan siapa pun.
Bangsawan yang memiliki teleskop menyatakan bahwa jika ia tidak menemukan teleskop yang luar biasa itu, mereka tidak akan pernah tahu bahwa sang putri sedang sekarat, sehingga temannya tidak akan membawa salep untuk menyembuhkannya.
Sedangkan bangsawan ketiga membuktikan kepada mereka bahwa jika ia tidak menemukan karpet ajaib, baik penemuan salep maupun teleskop tidak akan bisa membantu sang putri, karena mereka tidak dapat melakukan perjalanan jauh dalam waktu yang singkat untuk menyelamatkannya.
Mendengar perselisihan ini, Raja memanggil para bangsawan muda. Kepada ketiganya, Raja berkata, "Tuan-tuan, dari apa yang kalian katakan, aku melihat bahwa aku tidak dapat, dengan adil, memberikan putriku kepada salah satu dari kalian. Oleh karena itu, aku memohon kepada kalian untuk sepenuhnya menghilangkan keinginan untuk menikahi putriku, dan agar kalian tetap menjadi teman seperti yang kalian lakukan sebelum menjadi saingan."
Tiga bangsawan muda menyadari bahwa Raja telah memutuskan dengan adil. Ketiganya meninggalkan negeri asal mereka dan pergi ke padang pasir yang jauh untuk hidup seperti pertapa. Raja kemudian menikahkan putrinya dengan seorang bangsawan lainnya.
Bertahun-tahun telah berlalu sejak pernikahan sang Putri, ketika suaminya dikirim oleh ayahnya ke sebuah negara jauh yang sedang berperang. Sang Putri dibawa oleh suaminya itu karena sang suami tidak tahu akan berapa lama dia harus tinggal di luar negeri.
Saat kapan yang ditumpangi sang putri beserta suaminya itu mendekata sebuah pantai yang asing, terjadilah badai besar. Di tengah-tengah badai besar itu kapal menabrak bebatuan dan hancur seketika. Semua orang di kapal tewas di tengah ombak yang berhejolak, terkecuali sang Putri, yang berpegangan kuat pada sebuah perahu
Ia terbawa oleh angin dan pasang surut ke pantai. Di sana, ia menemukan sebuah negara yang tampaknya tidak berpenghuni. Setelah menemukan sebuah gua kecil, ia hidup di dalamnya selama tiga tahun, dengan makan tumbuh-tumbuhan liar dan buah-buahan. Setiap hari dia mencari jalan keluar dari hutan yang mengelilingi gua tempat ia tinggal, tetapi tidak menemukan satupun.
Suatu hari, ketika dia tersesat lebih jauh dari gua tempat ia tinggal. Dia menemukan gua lain, yang memiliki sebuah pintu kecil. Dia mencoba berulang kali membuka pintu tersebut, karena dia pikir akan bermalam di dalam gua itu. Semua upayanya sia-sia, pintunya sangat rapat.
Namun akhirnya, terdengat suara dari dalam gua itu, "Siapa itu di depan pintu?"
Sang putri sangat terkejut sehingga ia tidak dapat menjawab selama beberapa saat. Namun setelah ia sedikit pulih, ia berkata, "Bukakan pintu ini untukku!"
Seketika pintu terbuka dari dalam. Ia melihat seorang tua dengan janggut tebal yang mencapai pinggangnya, dan rambut putih panjang yang mengalir di atas bahunya. Sang putri merasa takut: ia bertemu dengan seorang lelaki yang tinggal di padang pasir yang sama tempat dia sendiri telah hidup selama tiga tahun tanpa melihat seorang pun.
Sang pertapa dan Putri saling menatap lama dan serius tanpa berkata-kata. Akhirnya, lelaki yang tampak tua itu berkata, "Katakan padaku, apakah kamu malaikat atau putri dunia ini?"
Kemudian Putri menjawab, "Wahai kakek, biarkan aku istirahat sejenak, dan kemudian aku akan menceritakan semuanya tentang diriku dan apa yang membawaku ke sini!"
Sang pertapa mengeluarkan beberapa buah pir liar. Setelah mengambil beberapa buah, Putri mulai menceritakan siapa dirinya, dan bagaimana ia sampai di padang pasir itu.
Dia berkata, "Saya adalah putri raja. Suatu ketika, bertahun-tahun yang lalu, tiga bangsawan muda dari wilayah kerajaan ayahku meminangku. Sekarang Raja memiliki kasih sayang yang sama terhadap ketiga pemuda itu sehingga dia tidak ingin menyakiti salah satunya. Dia mengirim mereka untuk melakukan perjalanan ke negara-negara yang jauh, dan berjanji untuk memutuskan di antara mereka ketika mereka kembali.
“Ketiga bangsawan itu tinggal di luar kerajaan untuk waktu yang lama. Saat mereka masih di luar itu, aku jatuh sakit parah. Aku hampir mati, ketika mereka bertiga tiba-tiba kembali. Salah satu dari mereka membawa salep ajaib yang menyembuhkanku. Dua lainnya membawa barang yang sama-sama luar biasa — sebuah karpet yang dapat membawa siapa saja yang duduk di atasnya terbang, dan sebuah teleskop yang bisa dipakai untuk melihat semua orang dan segala sesuatu di dunia, bahkan pasir di dasar laut.”
Sang putri melanjutkan ceritanya, ketika tiba-tiba sang pertapa menyelanya dan berkata, "Semua yang terjadi selanjutnya, saya tahu sama seperti yang kamu katakan. Lihatlah aku, putriku! Aku adalah salah satu dari tiga bangsawan yang mencoba memenangkan hatimu, dan inilah teleskop yang menakjubkan."
Lalu sang pertapa membawa alat itu dari sebuah rongga di dalam guanya sebelum ia melanjutkan, "Dua teman dan sainganku datang ke gurun ini bersamaku. Namun kami langsung berpisah dan tidak pernah bertemu sejak saat itu. Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati, tapi saya akan mencari mereka."
Kemudian sang pertapa melihat melalui teleskopnya, dan melihat bahwa dua bangsawan lainnya tinggal di gua-gua seperti miliknya di bagian berbeda dari gurun yang sama. Setelah mengetahui itu, ia membawa sang putri dengan tangannya dan memimpinnya sampai mereka menemukan para pertapa lainnya. Ketika semua dipertemukan kembali, sang putri menceritakan petualangannya sejak kapal suaminya tenggelam dan ia selamat sendirian.
Ketiga bangsawan pertapa senang melihatnya hidup lagi, tetapi langsung memutuskan bahwa mereka harus mengirimnya kembali ke raja, ayahnya. Kemudian mereka memberikan sang putri teleskop ajaib dan salep ajaib itu, dan meletakkannya di atas karpet ajaib yang membawanya dan hartanya dengan cepat dan aman ke istana ayahnya.
Sedangkan ketiga bangsawan itu tetap tinggal seperti pertapa di gurun, hanya saja mereka saling mengunjungi sesekali, sehingga tahun-tahun itu tidak terasa membosankan, karena mereka memiliki banyak petualangan yang bisa diceritakan satu sama lain.
Raja sangat senang menerima kembalinya anaknya dengan selamat, dan sang putri tinggal bersama ayahnya selama bertahun-tahun, tetapi baik raja maupun putrinya tidak bisa sepenuhnya melupakan tiga teman bangsawannya yang, demi dirinya, hidup seperti pertapa di sebuah gurun liar di negeri yang jauh.